CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Selasa, 07 September 2010

Cerita Sore

Kamu tahu? Kurasa sore itu hujanpun menatap kita dengan nanar Tapi ia bungkam, tak sepatah isyarat pun ia tampilkan pada kita... *****
Aku tahu pasti, kita sedang berkejar-kejaran dengan takdir saat itu. Seperti berusaha menepis gelisah yang menyelimuti wujud kita. Dan kemudian, saat aku bertanya tentang apa yang kamu inginkan? Kamu bilang yang terbaik bagi kita, berpisah. Duniaku serasa berputar saat itu. Yang terbaik ternyata keterpisahan. Benarkah? Kemudian semua bisikan ini menghampiri telingaku, mengapa kau berusaha mengambil porsi takdir? Bukankah hanya Tuhan yang tahu apa makna dibalik "yang terbaik"? Lalu Tuhan pula yang menyematkan jawaban tersebut pada takdir, bukan pada mu. Aku mengalihkan pandanganku keluar, mencoba menyapa hujan. Tapi ia tetap bungkam. Kamu tahu apa rasanya? Dingin... Bahkan hujan pun tak mampu menyampaikan isyaratnya pada ku.
*****
Sekarang, kamu tahu? Jejak-jejak kenangan itulah yang kini kuletakkan disetiap tetes hujan. Selalu, setiap kali hujan turun aku terbungkus oleh keheningan. Dalam hujan yang bungkam. "Apa yang kau tangkap dari suara hujan Dari daun- daun bougenville yang teratur mengetuk jendela. Apakah yang kau tangkap dari bau tanah Dari ricik air yang turun di selokan"