Adapun hak-hak orang tua yang harus dipenuhi oleh seorang anak atau dengan kata lain hak-hak terhadap orang tua, menurut keterangan Prof. Dr. T.M. Ash Shiddieqy dalam”Al-Islam”
Antar lain:
· Apabila ia (orang tua) menghajati makanan, maka hendaklah kita penuhi.
· Apabila ia berhajat pakaian, hendaklah kita berikan (kita penuhi).
· Apabila ia berhajat kepada pengkhidmatan, hendaklah kita laksankan.
· Apabila ia memanggil kita, hendaklah kita menjawab (menyahut) dan kita datangi.
· Apabila ia menyuruh, hendaklah kita patuhi selama perintahnya tidak membawa durhaka kepada Allah.
· Melemah lembutkan suara apabila kita berbicara dengannya.
· Memanggilnya dengan panggilan yang menyenangkan hati kepadannya.
· Berjalan belakannganya.
· Menyukai untuk keduanya apa yang kita sukai apabila sesuai dengan kehendak islam. Artinya segala laku perbuatan dan tindakan ibu dan bapak kita, kita sukai, kita bela dan kita dukung, apabila tidak dalam hal maksiat kepada Allah.
· Memohon keampunan Allah atas segala dosa orang tua setiap kali kita memohon keampunan kepada Allah untuk kesalahn kita sendiri.
Di dalam al-Qur’an Allah menjelaskan bahwa seorang anak harus berbuat ihsan kepada keduannya. Sebagaimna yang termaktub dalam surat al-Ankabut ayat 8 dan al-Ahqaaf ayat15:
Dan kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu- bapaknya. dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan.
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia Telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: “Ya Tuhanku, tunjukilah Aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang Telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya Aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya Aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang berserah diri”.
Dan Allah pun melarang seorang anak menaati orang tua tatkla perintah itu membawa kedurhakaan kepada Allah, sebagaimna Allah menjelaskan dalam surat al-Luqman ayat 15:
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, Kemudian Hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan.
Siapakah yang harus diutamakan diantara ibu bapak?.kalau kita melihat berbagai hadits-hadits Rosulullah saw. Bahwa yang harus di dahulukan adalah seorang ibu. Kerana seorang ibu yang begitu berjasa dan berani berkorban demi anaknya. Seorang ibu telah mengadung dengan susah payah, dan melahirkan kita dengan susah payah. Maka dari itu, wajar Rosulullah mengatakan bahwa ibulah yang paling utama. Sebagaimna dalam sebuah hadits:
“pada suatu hari datanglah seseorang kepada Rosulullah saw. Lalu bertanya,:”siapakah yang paling pantas mendapatkan persahabatan yang paling baik dari saya? Sabda Rosulullah:Ibu Mu”.setelah itu siapa?. Roslullah menjawab:”Ibu Mu”. Ia bertanya lagi, setelah itu siapa lagi?” Rosulullah menjawab: “Ibu Mu”,ia bertanya lagi,”kemudian dari itu siapa? Rosulullah menjawab:”Bapak Mu.( H.R. Imam Bukhari dan Imam Muslim)
Dari hadits diatas menjelaskan bahwa yang lebih diutamakan adalah seorang ibu dari pada seorang bapak. Jelas Rosulullah saw. Di dalam menjawab pertannyaan sahabatnya itu dengan Ibumu…….Ibumu……..Ibumu..…..(selama tiga kali), baru setelah itu “Bapak mu”sekali. Ini jelas menunjukan bahwa jasa Ibu amat besar, walapun tidak perlu disimpulkan bahwa jasa seorang ibu itu adalah berlipattiga kali dari pada seorang bapak terhadap sang anak. Mengenai hal ini perlu diperhatikan firman Allah dalam surat al-Israa ayat 23-24:
Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia[
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil".
Memang jasa seorang ibu tidak dapat diukur dengan jumlahnya jasa tersebut. Apabila jasa tersebut diukur dengan jumlahnya harta benda atau materi, tentulah amat sulit. Uang emas dibayar emas, utang perak dibayar dengan perak. Tetapi utang budi dibawa mati. Tetapi budi orang tua tidak dapat diukur denga harta yang mana pun, karena nilai harta dengan nilai jasa ibu tidaklah sembanding dengan nilai benda.
Seorang ayah memang tidak merasakan bagaimna susahnya mengandung, tetapi tangung jawab ayah terhadap anak dan istrinya juga tidak ringan. Beban tersebut dipikulnya dengan penuh suka dan dukannya, sehingga nafkah lahir batin terhadap anak dan istri dapat dipenuhi. Di dalam urusan membmbing anak, ayah juga memegang peran penting, karena dalam hal ini kewibawaan ayah juga mempunyai pengaruh yang menentukan terhadap kepribadian anak.sebagai mana sabda Rosulullah saw:
“ peliharalah kencintaan bapakmu, janganlah engkau putuskan. Sebab jika engkau putuskan, niscaya Allah memadamkan cahayamu(yakni Allah menjadikan kamu hina). H.R. Imam Bukhari.
Orang tua dapat meridhai tingkah laku anak, karena sang anak memang mendasarkan tingkah lakunya kepada keridhaan orang tua. Maka sang anak dapat menjaga perasaan dan kehndak serta cita-cita orang tua, dan orang tua dapat menanamkan pendidikan mulia terhadap anak. Hal tersebut tidak akan bisa terjadi tanpa kewibawaan orang tua oleh anaknya. Maka anak akan menghormati orang tua dan orang tua mengasihi anakanya.
Keadaan yang demikian itu Allah sangat menyukai, dan sebaliknya bila yang terjadi dalam keluarga itu selalu tegang, maka Allah juga tidak akan memberkahi keluarga tersebut. Anak selalu bertindak melanggar soapan santun keluarga, hal itu terjadi karena anak tidak mau menaati orang tua, mak Allah pun murka, karena laku perbuatan anak itu membuat orang tua marah.
Maka tentang hal itu Rosulullah bersabda:
“ barangsiapa yang membuat suka hati ibu bapaknya, maka sesungghnya Allah pun menyukakan-Nya, dan barangsiapa yang membuat ibu bapaknya marah, maka sesungguhnya Allah murka”. H.R. Imam Bukhari.